Ini merupakan momen jalan-jalan setelah lebaran 2021. Berhubung Batu Sori ini ada di daratan Buton yang masih satu daratan dengan Pure, maka OTW nya pakai Open Cup. Yups, naik mobil bak terbuka rame-rame sambil ketawa-ketiwi. Believe me, sensasinya luar biasa. But orang kaya can relate.
Kami start dari Pure sekitar jam tujuh pagi. Sekedar informasi, Pure itu nama kampungku. Jadi bacanya santai saja. Tidak perlu pakai dialek Ratu Elizabeth.
Dari Pure kami ke arah selatan menyusuri jalan menuju Kabupaten Buton. Sejak start "keributan" sudah mulai terjadi dengan bibi Amel sebagai biangnya. Segala topik percakapan tumpah ruah sepanjang perjalanan.
Sepanjang rute yang dilewati mata akan dimanjakan pemandangan Gunung Kamonsope dan beberapa spot dataran tinggi yang dibawahnya terhampar sawah, pohon, dan laut. Kolaborasi warna alam yang memanjakan mata.
Setelah berjalan sekitar 2 jam, kami menemukan papan petunjuk bertulis Batu Sori. Sekedar info, wisata Batu Sori tidak terletak di tepi jalan utama. Dari jalan provinsi yang menuju arah Kota Bau-Bau, pengunjung harus belok ke lorong sebelah kanan. Tepatnya masuk ke Jl. Kolagana, Kelurahan Palabusa, Kec. Bungi, Kota Bau-Bau.
Jarak dari jalan utama sampai ke tempat wisata sekitar 10 km. Waktu pergi kami sempat tersesat karena sekitar 2 km dari jalan utama ada percabangan lorong. Kami ikuti jalan lurus ternyata tembus ke wilayah perkampungan. Harusnya ikut lorong sebelah kiri.
Dengan bantuan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar), alhamdulillah sampai juga. Pas sampai area parkir, sempat bingung, ini tempat wisatanya sebelah mana? Ternyata dari area parkir masih harus jalan sekitar 200 m. Melewati jalan menurun sampai ketemu gerbang.
Di sekitar gerbang terdapat penjual makanan ringan dan tempat penyewaan topi. Jika menuju sebelah kanan dari gerbang maka pengunjung akan menemukan deretan tempat penginapan berwarna-warni. Cocok bagi yang ingin menyepi dari suasana kota yang riweh.
Lurus ke depan terdapat tempat penyebrangan menuju sebuah batu berbentuk kapal. Itulah yang dinamakan Batu Sori. Konon, menurut cerita masyarakat setempat, batu tersebut adalah kapal yang karam.
Bagi insan-insan pemburu spot instagramable, sejak area penyebrangan sudah bisa mengoleksi stok foto. Gazebo-gazebo yang tersedia di sepanjang jalur penyebrangan sangat cocok jadi background per-cekrek-an.
Oh ya, jalur penyebrangan ini baru dibuat beberapa tahun belakangan. Sebelumnya, para pengunjung yang akan ke Batu Sori, harus menggunakan jasa para pemilik sampan dari masyarakat setempat. Sekali pengantaran dibanderol dengan tarif Rp.10.000
Setelah melewati jalur penyebrangan, pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga untuk mendapatkan pemandangan eksotis. Anak tangga ini juga fasilitas baru. Dulu untuk naik ke atas harus mendaki manual.
Daaaannnn.....taraaaa.... inilah pemandangan dari atas Batu Sori.
Warning : Kalau ada yang pergi ke Batu Sori, jangan pergi ke area belakang. Waktu kesana sempat heran karean untuk menuju tempat berfoto ini harus melompati semacam celah batu. Pikirnya itu hanya celah biasa. Ternyata jika dilihat mengunakan drone, ini semacam patahan.
Asli seram kalau bagian ini sampai patah. Laut dengan warna biru gelap ini menandakan area sangat dalam. Jalur inilah yang sering dilewati kapal-kapal besar.
Bagi yang hendak shalat dan menikmati bekal, di sini terdapat gazebo muktifungsi. Namun, kondisinya sudah tidak terlalu bagus.
Selain menikmati pemandanagan dan mengumpulkan koleksi foto, disini pengunjung juga bisa menikmati sensai bermain air laut. Ya, walaupun sebenarnya jarang yang melakukan. But, my family emang lain. Unique and I love it.
comment 0 Comment
more_vert